31 May 2007

Tragedi Pasuruan

Tragedi penembakan oleh tentara terhadap warga sipil kembali terjadi di Negara ini, saya ndak bisa membayangkan apa yang di pikirkan tentara-tentara itu sehingga begitu saja memuntahkan peluru, iya kalau dalam suasana perang, lha ini hanya gara-gara mempertahankan tanah sejengkal harus ada nyawa yang melayang.

Saya baru sempat menulis, karena beberapa hari ini Kang Muhyiddin –biasa saya panggil Kang Muh– guru spiritual saya yang biasa saya waduli kalau ada masalah sedang pergi, saya sendiri ndak tahu kemana, baru sore ini keliatan di rumahnya, segera saya ajak sahabat saya Slamet untuk menemani saya menemuinya. Setelah ngobrol sejenak, saya langsung tanyakan persoalan ini


“Kang Muh, tragedi pasuruan menurut sampeyan gimana…?
“Wah no comment ….!”
“Lho koq……..!”
“Lho kamu koq heran…? Wong perkara seperti ini sudah biasa…..?”
“Biasa gimana Kang ?”
sahabat saya menimpali
“Lho coba liat saja, sudah berapa kali kejadian seperti ini terjadi…..?, yang heboh-heboh saja, seperti di Nipah Madura, Trisakti, perang TNI dengan POLRI, terus sekarang, dan entah berapa yang tidak bikin heboh, yang katanya nembaknya nggak sengaja……!”

Saya dan sahabat saya hanya manggut-manggut.

“Apa kira-kira mereka ndak pernah belajar dari tragedi-tragedi itu ya Kang….?”
“Iya Kang… kalau mereka belajar, mestinya kejadian seperti ini tidak akan terjadi lagi”
“Ya….. dalam merasa sebagai manusia mungkin mereka ndak pernah belajar, tapi mereka sudah mempelajari satu hal terpenting dari kejadian-kejadian itu….!”
“Apa kira-kira Kang…!”

Ya apa coba….?” Ah dia kembali berteka-teki seperti biasa
“Apa mereka biasa belajar nembak, terus dipraktekkan…?” Sahabat saya menimpali

Ah saya rasa ini jawaban yang terlalu lugu, nggak mungkinlah warga sipil jadi target praktek menembak, nggak lucu sama sekali. Sambil menyeruput teh yang disuguhkan, ingatan saya kembali kepada peristiwa-peristiwa itu, apa yang terjadi ketika itu…. terus selanjutnya apa..? oh ya…!

“Kang, apa mereka belajar bahwa mereka akan aman saja meski sudah bunuh orang, mereka ndak mungkin dapat hukuman yang setimpal dengan perbuatan mereka, alih-alih malah mungkin mereka dapat penghargaan ?”
“Itu kamu yang jawab lho, bukan saya”,
Kang Muhyidin cepat menimpali.

Saya hanya manggut-manggut dan yakin ini jawaban yang dikehendaki Kang Muhyiddin, tapi persoalannya kalau memang ini benar, mengapa mereka sebagai manusia tidak mau belajar, bahwa membunuh apalagi status mereka yang seharusnya melindungi adalah hal yang salah diliat dari sudut manapun..? Tapi apa mereka nggak sadar konsekuensi laen dari perbuatan mereka meski mereka bebas dari hukuman….?, ya seperti konsekwensi secara moral maupun agama.

“Eh Kang menurut sampeyan mereka beragama ndak sih….?”

Pertanyaan yang agak maksa, ya ini memang harus dilakukan untuk menggali lebih dalam persoalan ini dari sudut pandang Kang Muhyiddin.

“Wah pasti beragama mas… wong ini Indonesia malah sebagian besar menurut saya pasti beragama Islam” Timpal sahabat saya
IyaKang, bahkan dalam Islam, membunuh orangkan termasuk dosa besar, apalagi yang dibunuh sesama muslim”
“Bukan hanya dalam Islam semua agama jelas melarang keras membunuh, bahkan dalam Islam kemanusiaan sangat berhubungan erat dengan keimanan”
“Lho bukankah iman artinya percaya kepada Tuhan ?”
sergah sahabat saya
“Iya memang benar tetapi dalam tataran praktis, kemanusiaan tanpa nilai keimanan hanya akan berujung pada pemujaan pada sesama manusia, padahal dalam agama apapun pemujaan terhadap selain Tuhan adalah dosa besar, wah kalau mau membahas ini nggak bisa sekarang sudah terlalu sore, kalau mau baca saja bukunya Nur Kholis Majid Islam Doktrin dan Peradaban, disitu di bahas panjang lebar mengenai persoalan ini”
“Tapi kenapa kejadian ini bias terjadi ya…?
Tanya sahabat saya yang sepertinya belum puas”
“Ya mungkin ketika itu mereka ndak sadar bahwa mereka manusia, bahwa mereka beragama, atau mungkin jiwa mereka yang ketika itu sedang ndak bener…!”

Kami kembali mendengarkan dengan seksama penjelasan dari Kang Muhyiddin

“Dalam Islam sendiri kan ada istilah Nafsul Mutmainnah, Nafsullawwamah dan Nafsul Ammarah,Sigmund Freud merumuskan kepribadian manusia terdiri Id, Ego dan Super Ego terus al-ghazali membagi jiwa manusia menjadi tiga jiwa tunbuh-tumbuhan, jiwa binatang dan jiwa manusia. Wah kalo ini juga di bahas ndak akan ada habisnya, bisa merembet kepersoalan budaya ekonomi, politik dan lebih banyak lagi”

Ngobrol dengan Kang Muh memang selalu serius dan ternyata persoalan tragedi ini tidak sederhana, tapi sementara ini penjelasan ini cukup meski masih banyak pertanyaan yang bisa muncul, sudah hampor maghrib pada jam-jam segini biasanya Kang Muhyiddin sudah siap-siap pergi ke Masjid, tidak sopan rasanya menahannya terlalu lama, yah waktunya pamit.


27 May 2007

Rajin-Tidak Rajin, Pintar-Tidak Pintar, Dikhotomi..? atau apapula ini ?

Walahwalah... baru posting lagi.....! maklum banyak kerjaan yang harus di selesaikan..... tugas akhir belum kelar-kelar, tugas-tugas yang laen juga, game belum tamat, buku gak selesai-selesai di baca (buku yang mana ya..?), pakaian belum di cuci dll buanyak bgt, kenapa ya saya suka menunda pekerjaan, apakah banyak orang seperti saya...? padahal kalo di kerjakan satu-satu mulai dulu dah slesai semua..... ah dasarnya memang males mo apalagi...!.

kenapa ya manusia mesti punya sifat males ? Coba gak ada sifat males, kayaknya kehidupan akan lebih baek ya...? guru rajin ngajar, murid rajin belajar, orang-orang rajin kerja, polisi rajin nilang..! (walah-walah), kepala desa, camat, gubernur, presiden rajin liat rakyatnya, bos rajin ngasih bonus ke karyawannya, karyawan rajin kerja wah pokoknya rajin semua. Apa dunia ini akan lebih baik...?

Tapi bukankah sebenarnya manusia itu semua rajin, hanya tingkatnya yang beda-beda, ada yang rajin sekali, rajin, agak rajin, agak tidak rajin, apa lagi ya.....? sama seperti semua orang sebenarnya pintar hanya ada yang istimewa, baik, cukup, sama juga cantik, bagus dll. Jadi dalam hal seperti ini gak ada dikhotomi yang katanya sebagai poros dunia ini, wah... gak tau lah...!

“kita hanya manusia yang harus siap di jemput ajal...!”

25 May 2007

Pemimpin…..

Pernahkah anda membayangkan atau bahkan merasakan diri anda duduk di kursi kehormatan sebagai entah itu presiden, kyai, pemimpin perusahaan, kepala sekolah, kepala desa, ketua RT, atau hanya sekedar ketua sebuah organisasi kecil ? Apa ya yang kira-kira anda rasakan dan anda alami ? ah… aku sih tidak pernah membayangkan itu…!

Yang jelas pasti semuanya tentang “mengatur” dan mengorganisasikan orang agar semua orang memiliki visi, misi dan tujuan yang sama bagi kelangsungan hidup dan perkembangan institusi yang di pimpin. Ah… menata orang adalah hal yang sangat sulit. Manusia dengan segala watak dan kepribadiannya harus di satukan dalam satu semangat dan visi, misi bersama, alangkah sulitnya.


Banyak juga sih orang yang memang sejak di lahirkan memiliki bakat mengatur, menempatkan dan memotifasi orang agar bisa bersatu, tapi seberapa banyak ? sepertinya tidak sebanding dengan orang yang tidak memilikinya ! Ada yang hanya memiliki bakat untuk diatur, diarahkan, ada yang suka menerobos batas, macam-macam pokoknya lah, bingung aku.

Peminpin….pemimpin…
Pertanyaan intinya, bagaimana sih menjadi pemimpin yang baik itu ? (yang bijak mas…!)
Ya pemimpin yang bijak itu seperti apa ?

Ada yang bilang pemimpin itu harus :

  1. amanah
  2. jujur
  3. mempunyai visi dan misi yang bagus
  4. bisa bekerja sama dan komunikatif
  5. memiliki energi dan semangat yang besar untuk melakukan perubahan menuju keadaan yang lebih baik
  6. menganggap bawahan sebagai mitra kerja, bukan sebagai budak
  7. menerima masukan dan ide dari orang lain, termasuk bawahan
  8. bisa memotifasi orang lain, terutama bawahan
  9. rendah hati
  10. memiliki rasa tanggung jawab yang besar

Pertanyaan lanjutan, bisakah kreteria seperti ini di miliki ?, kalo pemimpin lambaga pendidikan, LSM, pemimpin yang tercipta karena kepercayaan masyarakat, dan semua yang tidak berhubungan dengan bisnis dan politik, sepertinya bisa yah...! tapi kalo bicara pemimpin apapun yang orientasinya bisnis apalagi politik koq sepertinya susah.....! liat saja, DPR, ketua partai, bupati, mentri, bupati dll, yang kerja bukan untuk rakyat, yang milih rakyat tapi orientasinya memperkaya diri dan kelangsungan hidup partainya.... waduh...! yah gak semuanya sih...! cuma kalo liat-liat berita yang ada di mana-mana, koq sepertinya yang seperti ini lebih banyak ya...!


“I am worried about my future, what must I do for facing that…!
I have to study hard, it’s really! But, what must I mastering in?”

"Manusia memang selalu memikirkan diri sendiri, that’s true…! As like me….!”

baca lag ah...!

22 May 2007

Bohong, Sumber segala Kejahatan.....?????

Cerita menarik dari Muhammad SAW, pada masa-masa awal Islam...! Ketika itu beliau didatangi seseorang yang ingin masuk Islam, kemudian setelah yakin dan mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai syarat masuk Islam, orang tadi berkata:

“Ya Rosul, judi, zina, mabuk, mencuri, adalah sebagian dari kebiasaan-kebiasaan buruk saya, dan saya sepertinya tidak akan bisa meninggalkan kebiasaan-kebiasaan itu”.

Rosul kemudian menjawab :
“Saya hanya minta satu hal, berjanjilah untuk tidak pernah berbohong....!”.

Permintaan yang sungguh mudah, begitu juga menurut orang tadi, bayangkan, dia tidak disuruh meninggalkan perbuatan-perbuatan buruknya, dia cukup tidak berbohong, ah mudahkan...?. Sehingga tanpa ragu dia menerimanya dengan senang hati..
Kenyataannya tidak semudah yang dibayangkan, suatu ketika dia akan mencuri, seketika itulah dia teringat akan janjinya,

“Kalau saya mencuri, kemudian Rosul bertanya, saya akan menjawab apa..? kalau saya jawab “Ya”, saya pasti di hukum, kalau saya jawab “Tidak”, berarti saya sudah brbohong.....!”

Akhirnya dia tidak jadi mencuri, selalu begitu setiap kali dia ingin melakukan kebiasaan-kebiasaan buruknya. Sehingga tanpa terasa dia bisa meninggalkan semua kebiasaan buruknya.

Ah.... bohong ternyata sumber segala kejahatan, bohong pada orang lain, pada publik, pada diri sendiri, pada Tuhannya. Padahal kadang untuk berbohong kita tidak perlu berpikir lagi, entah karena sudah kebiasaan atau bahkan menjadi karakter kita. Kenapa berbohong begitu mudah kita lakukan ya...??? kalau pengalaman saya sih...! berbohong bisa menyelamatkan kita dari segala hal, ketika ada yang mau pinjam uang trus kita nggak mau ngasih...! tinggak bohong aja “Nggak punya.......!” beres..!, masa-masa sekolah dulu, ketika nggak ngerjakan pr, “Sungguh, sudah saya kerjakan tapi buku saya ketinggalan pak...!”, dan banyak lagi, meskipun kadang hukuman tetap ditimpakan, tapi paling tidak ada rasa aman karena punya alasan....!.

Attantion.....! kebiasaan berbohong bisa muncul karena orang tua yang terlalu sering memarahi anaknya, maka biasanya ada kecenderungan anak untuk mudah berbohong, kenapa...? ya biar tidak di marahi orang tuanya, jadi yang sudah punya anak, hati-hati....!

Maaf............!

Blog itu apa sih...? kalo menurut saya sih, catatan atau apapun yang dibuka untuk umum...! kemudian ada fasilitas memberi komentar, kalo menurut Bang Enda komentar harus di isi untuk menunjukkan kehadiran
kita, yah...! mungkin karena semangat itu, juga karena saya orang baru di sini, saya selalu mencoba meninggalkan komentar di blog yang saya baca, ah...! ternyata ada beberapa komentarku yang dipandang negatif, saya sebenarnya tidak memiliki pretensi apapun kecuali ya itu tadi....., jadi mohon maaf kalo ada yang tersinggung, yah.... sayakan orang baru jadi semangat saya mungkin terlalu menggebu-gebu....! sekali lagi mohon maaf untuk yang sudah memberi tahu sekasar apapun kata-kata anda (karena mungkin perkataan saya juga di anggap kasar) saya sampaikan banyak terima kasih karena sudah memberi tahu.

Ini murni permintaan maaf, jangan di anggap pembelaan diri...!

Sementara ini posting dulu aja ah....! komentar.... ya nanti ja dulu, sepertinya harus pikir-pikir dulu....! tapi karena koneksinya lelet banget ya nanti aja...!

20 May 2007

Ke Malang Part II

“Kematian, haruskan ditangisi...?”

Meneruskan cerita ke Malang.......!
Siang sampai di Malang, kemudian sorenya jalan-jalan ke Malang Town Square (MATOS), karena dekat dengan rumah teman, kesananya jalan kaki, tinggal + 200 meter dari sana, ada telpon yang masuk, “ah.... dari ibuku di kampung rupanya” saya berpikir begitu karena nomor yang tertera nomor ibu, tenyata dugaan saya salah yang nelpon bukan ibu melainkan teman saya yang memang selalu ada disana, kabar yang dibawa cukup mengejutkan, “Mak Mar (nama panggilan untuk bibiku) wes dikersakna !” penggalan kata tadi memberi informasi yang jelas -dengan tingkat kehalusan bahasa yang tinggi- bahwa bibi saya yang memang sudah sakit parah agak lama, meninggal dunia, saya agak terhenyak ketika itu, apalagi setatemen selanjutnya “Sampeyan kon bali, langsung saiki.....!” perkataan yang singkat dan jelas, bernada perintah untuk pulang.

Saya berpikir cukup lama, sebelum kemudian memutuskan untuk tidak pulang..... karena beberapa alasan. Pertama Ketika itu saya tidak punya uang kecuali Rp. 10.000,-, padahal untuk sampai di rumah memutuhkan dana sekitar Rp. 100.000,-, disuruh pinjam keteman, juga tidak ada yang punya. Kedua, Sepulang dari Malang, Proyek Akhir sudah menanti, karena baru selesai sekitar 10%, sementara batas terakhir tgl 10 Juni, waktu yang sempit, karena kalau pulang paling tidak harus sampai seminggu di rumah.

Ketiga, Apa kira-kira manfaat kepulangan saya...???? tanda tanya yang besar, kematiankan bukan seperti pernikahan yang memang sepantasnya di datangi mengingat ada orang yang kita tuju untuk diberi ucapan “Selamat”, “lha kalo kamatian....., alasannya kan bukan seperti itu......?”, trus...? ya... salah satu alasan kita harus hadir ketika ada orang yang mati adalah untuk menunjukkan kepada orang lain tentunya terutama keluarga yang ditinggalkan bahwa yang meninggal adalah orang yang memiliki banyak teman, sehingga keluarga akan merasa terhibur “anak saya ternyata banyak temannya dan mereka merasa kehilangan”, alasan yang lain kalau kita dekat dengan keluarga yang meninggal atau bagian dari keluarga itu, maka kita hadir untuk ikut menghibur orang-orang yang ditinggakan, yang terakhir mungkin lebih kepada alasan emosional, karena kita ditinggal orang yang sangat dekat dengan kita, sehingga secara emosional kita merasa harus datang.

Kalau diliat dari sini maka kehadiran saya tidak terlalu memiliki arti penting..... kenapa...?. Pertama, Bibi Saya termasuk orang yang terpandang sehingga pasti akan banyak yang datang yang menunjukkan bahwa beliau adalah orang yang istimewa bukan hanya dari orang-orang dekat bahkan mungkin orang yang tidak pernah di kenalnya. Untuk alasan yang kedua, beliau memang bibi saya tetapi kehadiran saya tidak akan berpengaruh banyak bagi keluarga, mengingat keluarga saya adalah keluarga yang besar, dan pasti semua berkumpul, tidak ada yang bisa saya lakukan. Secara emosional saya juga kurang dekat dengan Bibi saya yang satu ini. “Lho kamukan bisa kesana, untuk ikut menyolati kemudian mengiringnya ke kubur....!”, ya memang mungkin masih sempat, kalo acara pemakamannya agak siang, tetapi sholat untuk orang yang meninggal kan bisa dimanapun kita berada, dengan sholat ghoib....! yang kedua sama seperti diatas jadi tidak perlu penjelasan lagi.

Akhirnya saya benar-benar tidak pulang, hanya sepulang jalan-jalan malam itu, langsung saya gelar sajadah untuk sholat ghoib sebagai penghormatan terakhir saya bagi beliau, hanya itu yang bisa saya lakukan sementara ini.

Pertanyaan di atas belum sepenuhnya terjawab “Kematian, haruskan ditangisi....?”, ketika menulis kalimat ini saya teringat kata-kata Kho Ping Ho dalam salah satu karyanya, tapi saya lupa yang judulnya apa: “Orang yang menangisi orang yang meninggal, sebenarnya ia menangisi dirinya sendiri, karena sudah tidak bisa lagi bertemu dengan orang yang dia sayangi, dan itu menunjukka kelemahan hati, karena kita tidak tahu keadaan orang yang sudah meninggal, bisa jadi dia lebih bahagia disana, jadi untuk apa di tangisi...!”, -kurang lebih seperti ini yang saya ingat-, ya.....! menangisi diri sendiri karena berkurangnya orang yang dekat dengan kita, orang yang melindungi kita, seperti sedihnya Harry Potter ketika di tinggal Sirius, ketika ditinggal Dumbledor (oh ya... buku Harry Potter, ke-6 baru saya baca ketika di Malang, nyewa, dan harus selesai 2 hari disela-sela acara liburan), karena tidak ada lagi orang yang akan melindunginya dari serangan Voldermot, mirip seperti itu kesedihan kita ketika ditinggal orang yang dekat dengan kita, jadi kita sebenarnya menangis bukan karena dia yang meninggal, tapi kita menangisi diri kita sendiri.....!.

Ketika ke MATOS, sempat jalan-jalan ke Gramedia dan liat buku menarik berkaitan dengan hal di atas, yang belum bisa saya beli ketika itu, judulnya “Psikologi Kematian”, buku ini menjadi lebih menarik karena yang menulis Komaruddin Hidayat, salah satu penulis favorit saya.

Setelah itu nggak ada yang penting lagi, acara liburan ya.. seperti bisalah...! jalan-jalan dll, ada satu yang mungkin bisa menggambarkan betapa bermanfaatnya punya teman atau saudara di tempat yang jauh. Ada satu sepupu saya -dan dia cukup dekat dengan saya-yang kerja di Malang jadi pembantu (tapi saya bersyukur karena dia diperlakukan dengan baik, bebas kesana kemari, ngobrol bareng dengan bosnya (dia memang bilang bos) dengan kursi yang sejajar (apa karena saya terpengaruh sama koran dan sinetron ya.. yang sering memberi gambaran kejam he.he..), bosnya lebih menarik lagi, karena dia adalah mahasiswa dari jauh, orang tuanya pejabat pemerintah, dia kemudian diserahi rumah dan pembantu ketika mau kuliah di Malang (mau memandang hal ini positif atau negatif....? terserah lah..!), ke inti masalah, saya mengunjunginya dan terakhir ketika mau pamit, (kan saya bonek seperti cerita di awal), ya saya todong dia untuk memberi sedikit uang, wah baik banget... dia dengan senang hati memberikan beberapa lembar duit lima ribuan ma sepuluh ribuan, jumlahnya jadi Rp. 25.000,- walah-walah... ternyata memang banyak gunanya punya saudara di tempat yang jauh....

Udah ah... jadi panjang...!

19 May 2007

Ke Malang Part I

"Bonek....dan Lumpur Lapindo!"

Kamis - Minggu libur, weekend yang lama, pertama gak punya rencana kemana-mana cukup tinggal di kamar sambil menikmati hari-hari libur dengan hal-hal yang mungkin tidak berguna bagi orang lain tapi berguna bagisaya (kira-kira apa yah...!), eh hari kamis pagi-pagi baru bangun tidur ada teman yang ngajak kerumahnya di Malang, ragu-ragu juga soalnya tidak ada duits, tapi karena kebaikan teman saya dan kebaikan teman saya itu karena saya juga orang yang benar-benar baiks (weks....!) semua siap ditanggung asal mau berangkat (baik banget ya orang ini)yah berbekal Rp. 10.000,- berangkat dari Surabaya ke Malang, kalo istilah Surabayanya "bonek" bondo nekat..!

Perjalanan kedua naik kereta api, dan sama tidak menyenangkannya dengan perjalanan pertama dulu, penumpang penuh, tempat duduk nggak nyaman, suara yang terlalu bising dll, memang harganya murah cuma Rp. 4.500,- tapi fasilitasnya tiu lho, mending agak mahal misalnya Rp. 5.000,- tapi ruangan bersih ada acnya tempat duduk empuk dll, seandainya....!

Yang agak mengesankan, karena kereta lewat di daerah yang terkena lumpur lapindo, selama inikan cuma liat di TV baca di koran, lha ini lewat tepat di sebelahnya semburan lumpur (memang semburannya gak keliatan, asap tebal yang membumbung tinggi masih jelah terlihat) dan lewat di desa yang tenggelam oleh lumpur, ah... desa itu tinggal menyisakan puing, ada sih rumah yang terlihat masih utuh tapi jelas tidak bisa di tempati wong terbenam lumpur sampai setengah, tapi kebanyakan sudah jadi puing....!

Yang kemudian terbayang adalah suasana desa itu sebelum semburan lumpur menenggelamkan, barangkali waktu itu saya akan melihat banyak anak yang lari-lari maen kejar-kejaran, orang-orang yang sedang duduk-duduk ngobrol, ibu-ibu yang ngegosip, keluarga yang bercengkrama, yang susana desa yang nyaman tentram, trus bayangkan betapa paniknya ketika lumpur menggenangi desa mereka, pasti kalang kabut ya......! agak sulit di gambarkan, ketika banyak orang berlarian nggak tau apa yang harus dilakukan, kemudian ketika kemudian terpaksa mengungsi, sambil menangis mengangkat barang-barang yang mereka anggap berharga TV, Lemari, kasur, bantal entah apa lagi, kemudian di hadapkan pada ketidakpastian nasib mereka, wah benar-benar masa yang sulit, kabar terbaru tentang usaha mereka ke Jakarta, mogok makan hanya untuk memperjuangkan apa yang menjadi milik mereka.

Kapan ya.... pemerintah bisa memanusiakan rakyat kecil, kenapa ketika orang kecil yang "sambat" perhatian yang di berikan selalu lambat....? kalo liat kejadian yang menyangkut nasi basi dan tuntutan mereka agar di berikan dalam bentuk uang, dan sampai sekarang belum kabulkan, kemungkinan "penguasa" karena takut banyak yang memanfaatkan keadaan itu untuk ikut-ikutan mendapat untung, kan mereka pengalaman cari-cari untung di tengah krisis, wah perkara yang sulit........

Ada kejadian tidak mengenakkan di Malang, nantilah saya tulis......!

16 May 2007

Sebungkus Rokok VS Sekaleng Susu



Ah... aku tidak bisa melepaskan rokok dari mulutku walau untuk satu hari, apakah ada yang salah dengan itu....? soalnya saat ini sudah terlalu banyak yang bilang dan membikin pengumuman bahkan lewat demo segala tentang bahayanya rokok, ya ini lah itu lah.... tapi apapun itu belum bisa menghentikan kebiasaanku satu ini, apa karena rokok disamping candu juga benar-benar bisa dijadikan pelarian atau penghalau stres dan depresi seperti kata orang...? gak tau lah...! yang jelas dalam beberapa kondisi aku merasa nyaman dengan rokok, seperti ketika kumpul-kumpul bareng teman-teman, ketemu orang yang baru kenal dan dia juga merokok, kerja sampai larut malam, baca buku dll lah pokoknya, dan beberapa kondisi yang perlu konsentrasi...... aku tidak bisa melepaskan rokok dari mulutku wah....!

Sering juga sih di kritik sama teman-teman yang gak ngrokok, “Kamu koq ngrokok terus, nggak berhenti-berhenti...!, boros, bahaya bagi kesehatanmu bla...bla...bla...” aku sih gak terlalu peduli.... apalagi setelah baca bahwa rokok punya mukjizat seperti di tulis omith di blognya kek...kek...kek... lucu juga....!, tapi memang kenyataan begitu, beberapa orang pernah cerita bagaimana rasanya berhenti ngrokok....! ada yang kemudian sakit kepala terus-terusan sehingga harus rutin minum obat, akhirnya dia bilang, “wah dari pada uang saya habis beli obat sakit kepala, mending buat beli rokok....!” akhirnya ngrokok lagi dia... memang kondisi seperti ini nggak dialami semua orang, aku sendiri belum pernah benar-benar mencoba berhenti, jadi belum tau rasanya seperti apa.

Ada satu perkataan menarik dari temenku perihal rokok-merokok, dia pernah bilang : “Dari pada beli rokok sebungkus sampai Rp. 7000,- mending beli susu sekaleng paling Rp. 5000,- enak, sehat, bikin gemuk, biar badanmu gemukan dikit gak kurus kering kayak ginih.....!” wah perkataan dan penyelesaian yang menarik, Rokok Vs Susu, kira-kira mana yang menang ya...? apa bener kalo tiap hari minum susu sekaleng yang Rp. 5000,- bikin badanku sehat dan gemuk...?

Akhirnya coba-coba beli susu sekaleng, ternyata cuma 4.500, pertama-tama sih enak, biasa aja... lama-lama koq bosannya, terlalu banyak yang harus dikerjakan, masak air, nuangkan susu kegelas harus ditunggu sampai cocok dosisnya dengan gelas, ngaduk, nyimpen kaleng biar gak di masukin semut, itu rutinitas yang harus dilakukan ketika minum susu. Kalo seperti ini sekali-kali si ok, tapi kalo setiap hari harus begini wah...! trus kalo mo dibandingkan dengan sebungkus rokok brarti sehari habis sekaleng dong...! tambah wah lagi...!, jelas kalo diliat praktisnya jauh antara merokok dan minum susu, ngrokok kan tinggal nyediakan rokok dan korek api, tidak lebih...! bisa dibawa kemana-mana tinggal masukin kantong, ato mo bawa susu kemana-mana...? walahwalah...!

Kenapa minum susu terasa membosankan, karena aku tidak terbiasa minum susu, nggak enak lebih enak kopi atau teh....! mungkin itu ja alasannya, sulitnya lagi ketika harus jaga agar aman dari gangguan semut, tambah ribet lagi, pake susu bubuk, harus beli gula lagi, tambah gak praktis. Minum susu rutinitas yang membosankan jauh ndak seperti ngrokok yang nggak bosen-bosen.

Beberapa perbedaan yang saya amati antara rokok dan susu dari kemasan dllnya....(rokok yang bisa saya rokok, dan susu yang saya minum) :

Peringatan
Rokok
Merokok dapat Menyebabkan Kangker, Serangan Jantung, Impotensi dan Gangguan Kehamilan dan Janin
Susu
Attaintion ! Not Rekomended for Baby
Perhatikan ! Tidak Cocok untuk Bayi
Kandungan
Rokok 15 MG TAR, 1 MG Nicotine
Susu - Vitamin A 22 %
- Vitamin B1 19 %
- Vitamin D3 23 %
- Kalsium 15 %
- Zat Besi 2 %.
Indikasi
Rokok
LA Light dibuat secara “Triple Blended”. Yaitu 3x proses, untuk memperoleh campuran rembakau dan cengkeh yang lebih halus dan rata di setiap batang rokok
Susu
Susu kental manis Indomilk bergizi dan diperkaya vitamin A, B1 dan D3, Dapat diminum ataupun dicampur dengan makanan/minuman lain dan bermanfaat untuk keleng kapan gizi.
Promo di kemasan
Rokok Triple Blended, Lebih Halus, lebih enjoy
Susu Enriched with Vitamin A, B1, D3
Tag Iklan
Rokok LA Enjoy Aja....!
Susu Indomilk …..! (gak tau, apaya …?..)

Kalo diliat dari atas, minum susu sepertinya lebih sehat ya...! tapi ngrokok...? enjoy aja lah....!

ah... Sebungkus rokok kembali menemaniku
malam ini ditengah sunyi
tak ada yang terasa
tak ada yang dapat kurasa
hanya hembus angin
dan asap yang terus membumbung entah
aku kan hanya seonggok kecil daging dipenuhi tulang
tidak ada untungnyakah untuk sekedar dipedulikan

15 May 2007

Aku ingin jadi manusia biasa…..

Aku ingin jadi manusia biasa yang tidak usah mikir mau makan apa dan makan siapa, aku ingin hidup seperti air yang mengalir tenang melewati lereng gunung, melewati celah bebatuan, tidak ada yang bisa menghalangi perjalananku ke laut, aku memang ingin ke laut, tujuan yang menjadi dambaan semua air yang mengalir, tapi kalau ternyata aku harus mampir dulu ke sawah atau ladang membantu petani, atau diangkat awan kemudian diturunkan jadi hujan yang mengairi sawah ladang yang mungki sedang kekeringan dan pemiliknya kebingungam karena harga hasil pertaniannya tidak mencukupi kebutuhan hidup, aku siap-saja, aku hanya berusaha tidak menjadi comberan yang menebar bau, menebar penyakit, yang bikin orang yang tidak punya duit sakit sehingga tidak bisa kedokter, kedokter kan mahal, malah adakan buku yang bilang “orang miskin tidak boleh sakit” kalo dah gini kan kasian mereka, mereka hanya dilayani puskesmas kecil yang minim perlengkapan, kalo sakit dah parah harus rujuk ke perusahaan “pengobatan” yang lebih besar, bisa tambah tercekik mereka.

Kalau juga aku disuruh demo dengan mengadakan banjir besar, aku akan pilih-pilih tempat, kalo bisa jangan di tempat-tempat yang banyak orang miskin yang kelaparan, tapi banjir ditempat berkumpulnya uang, kan mereka lebih mudah merecovery diri, ato ditempat berkumpulnya uang-uang haram, biar mereka juga merasakan bagaimana rasanya banjir, tapi sepertinya gak mungkin ya….? Kalo banjir, mereka kan tingal pindah tempat, entah ke kota lain ato ke luar negri……! Sepertinya percumah ya……!

Sementara ini aku coba untuk meneruskan perjalananku ke laut.... karena belum ada yang mengajakku mampir di manapun...!

14 May 2007

Macem-macem Wae...!

Bagaimana ya jadi orang kreatif itu…?

Pertanyaan yang sulit di jawab bagi ku, kenapa? Karena aku bukan orang yang kreatif..(jawabannya gak kreatif mas…?) pertanyaan ini sudah saya jawab di atas lho…!, boleh percaya ato tidak itu adalah fakta yang ada…!
Kreatif mungkin sebenarnya hanya kemauan untuk mencoba sesuatu yang baru, kelihatannya mudah ya sodara-sodara, kenyataanya sulit sekale di lakukan, apalagi mencoba hal yang belum pernah dilakukan….. dan besar kemungkinan gagal

I always try to do some thing new every day , can I…? harus bisa lah mas… kan katanya tidak ada sesuatu yang tetap di dunia ini.. semua selalu berubah dan berkembang kearah yang gak tau seperti apa…betul…?


Bosan

Semua pengen menang sendiri, semua pengen menjadi yang terhebat, tidak ada kearifan, tidak ada kerendahan hati, yang ada keangkuhan dan kesombongan

Imam Wahyuddin

Hari ini setelah googling, akhirnya kutemukan tempat persembunyian seorang teman spesial semasa mondok dulu, dan sekarang dia tepat berada pada jalur menuju pencapaian puncak seorang intelektual muslim. Namanya Imam Wahyuddin orang gresik yang terdampar di Madura, 3 tingkat di bawahku (tapi pencapaian intelektualnya sangat jauh diatasku, dan aku harus mengakui itu), intensitasnya membaca buku juga jauh di atasku, ah kalau mau di bandingkan sepertinya ngaak fair karena aku jelas kalah, ya kan Man !.

Kalau mau digambarkan sedikit, dia benar-benar seorang kutu buku tulen dan di antara teman-temanku di pondokku dulu tidak ada yang menandinginya, sampai sekarang pun mungkin. Buku yang dia baca kebanyakan buku yang tidak banyak orang yang menyentuhnya, filsafat, teologi, pemikiran keislaman pokoknya buku-buku yang sejenis itu. Dia juga sangat intens menulis, terutama mengenai isu ke-Islaman, Nur Kholis Majid adalah tokoh pemikir Indonesia idolanya.

Di pondok yang masih konservatif dalam pemikiran, pikiran-pikirannya kadang di anggap membahayakan akidah oleh sebagian penghuni pondok. Sebagai pengajar Aqidah dia seringkali menganggap bahwa ranah ini masih sangat jarang di sentuh oleh kajian yang mendalam, kita selama ini menerima doktrin tentang Tuhan begitu saja tanpa proses pemikiran karena memang selalu dikatakan bahwa kita tidak boleh memikirkan itu..!
Suatu ketika di suatu kelas dia mengatakan “Tuhan hanya ada dalam otak” (kalau pengen tahu mengapa …? Tanya dia aja ya), perkataan ini menyebar dan terdengar seantero pondok dan sepertinya jadi permasalahan yang besar, para kyai “kecil” sibuk beropini tentang manusia satu ini, malah ada statemen dari sebagian mereka –dari sumber yang terpercaya- yang menghalalkan darahnya karena dianggap sudah kafir, saya yang nggak tau apa-apa juga kena getahnya, hanya gara-gara akrab sama manusia satu ini , what a crazy word!. Singkatnya di pondok ribut….!

Untungnya Kyai –dengan “k” besar- seorang yang bijak, setelah mendengar tepatnya membaca konfirmasi dari Imam beliau mengganggap itu bukan masalah besar. Kek..kek..
Jadinya selesai begitu saja –nggak seru banget ya- coba seandanya kejadiannya begini :

“Setelah pak Kyai mendengar hal itu dan dengan memperhatikan beberapa hal terutama demi terjaganya akidah santri, maka Imam Wahyuddin di usir dengan tidak hormat. hu.. hu..”.

Atau yang lebih seru :
“Setelah mempertimbangakan beberapa hal termasuk menyeleksi buku-buku yang dia baca, tulisan-tulisannya, dan kejadian terakhir yang melibatkannya maka diputuskan dia sudah kafir, darahnya halal (gampangnya nunjuk orang lain kafir?), hasilnya santri, ustadz, kyai-kyai, tukang kebon, semua bawa clurit, parang, golok, ngejar-ngejar dia….! (teruskan sendiri… ngeri) darah berceceran di mana-ma……….! Wa kak kak !”
Ngaco….!

Muslim Sejati Kata ini yang selalu di ucapkan dan ditulisnya dulu, sekarang berubah ya?. Buku-buku ku yang banyak dia baca selalu di tandai dengan kata-kata ini. Maksudnya apa ya? Mungkin kalau bisa ku tebak, muslim yang benar-benar muslim, muslim yang mau berpikir, muslim yang tidak terjebak pada klaim-klaim kebenaran yang sering menyebabkan perang, muslim yang santun beribadah, muslim yang tidak kaku dalam menerapkan nilai-nilai yang di ajarkan Nabi dengan al-Qur’annya, muslim yang humanis, yang antroposentris bukan lagi teosentris (apa pula ini ya..?), pokoknya kurang lebih begitu (saya pengen nulis tentang hal-hal ini…kalau sempat, kalau mampu..!).

11 May 2007

Manusia Tidak Boleh Lengah....!

Jelas….! Sekali lengah jurang menganga siap menampung, benerkan sodara-sodara…….!, lengah ketika nyebrang jalan ketabrak, lengah nyebrang jembatan kecebur, lengah buang putung rokok/api terbakar, lengah ngerjakan soal gak lulus, lengah….. lengah…. Macam-macam dah…! Otomatis harus selalu waspada, banyak hal yang tidak bisa dipercaya, orang asing, orang yang baru kenal, kenalan lama, kenalan baru, sodara, teman, bahkan orang tua, if you don’t be careful you should be tricked, bener gak ya….?
Nyatanya banyak sekali teman yang makan teman, orang yang kita benar-benar percaya, ternyata bohong, apa lagi orang yang baru kenar, just beware of them, that’s all….!

UISU.....?













Betapa menyedihkan negeri ini.....! kenapa semua orang hanya suka ngejar kekuasaan pa gak ada hal lain yang lebih penting....? sampai-sampai Universitas tempat para intelektualpun dah digerogoti penyakit macam ini....
"Ah ini bukan pertama kalinya koq, di mana-mana pernah ada kejadian begini....!"
"iya ya.......! "
Pertanyaannya kenapa kira-kira, apa memang moralitas kebanyakan orang yang hidup di negeri ini sudah sedemikian buruknya....? kenapa semakin pinter orang semakin tidak memiliki kearifan ya....!, masalahnya bukan pinter atau tidaknya, orang pinter banyak yang semakin arif selama dia tidak bersentuhan dengan kekuasaan, tapi sekali tersentuh kekuasaan dan merasakan enaknya duduk di kursi empuk, wah jangan di tanya berapa banyak yang kemudian mengorbankan idealisme, boro-boro idealisme, harga diri aja di korbankan....!
Wah mbuh lah...!

10 May 2007

What a Pitty…….!

I slept along the day, from morning until evening, because I haven’t any job to do,
can I be like a children who always search for something new?

Is there some thing new under the sky? I don’t know exactly!

What a pitty…..!

Is my writing correctly? mbuh lah wong gek wae sinau !

09 May 2007

MEMBERI MAAF, SULITKAH……?

Pulang kuliah, ketika lewat depan TV –yang memang disediakan di asrama–, Pak Satpan sedang nonton infotainment, Ahmad Dani dan Maia muncul, ketertarikanku untuk ikut nonton memang karena dari dua orang ini, tidak lebih dari 10 menit nonton, ada hal menarik dari kata-kata Dani yang aku tangkap. Dia mengatakan : “Aku belum memaafkan Maia karena dia belum minta maaf padaku” (kurang lebih begitulah).

Apa yang menarik…? (sabar ya..)

Ada dua hal penting di sini pertama, memberi maaf, kedua, meminta maaf.

Memberi maaf kadang menjadi suatu hal yang sangat sulit, ketika kesalahan yang di buat sampai tingkat tinggi, tingkat yang menghancurkan kesabaran kita, bayangkan kita harus memaafkan orang yang telah menjatuhkan harga diri kita di depan orang banyak misalnya –sanggup…?-. Kadang kita tidak bisa ya kan…? Padahal memaafkan adalah tindakan mulia, tindakan yang menunjukkan kepribadian tingkat tinggi (tingkat tinggi lagi… emang gak ada bahasa laen ya mas….!) pokoknya gitu lah…protes terus, menunjukkan jiwa besar seseorang.

Meminta maaf juga perkara yang tidak bisa di katakan mudah, meminta maaf kadang menjadi hal yang dianggap memalukan, menjatuhkan harga diri, padahal meminta maaf juga menunjukkan sebuah tanggung jawab dari tindakan yang kita lakukan, juga menunjukkan jiwa besar, mana ada orang yang tidak pernah salah.

Teorinya memang begitu tapi prakteknya sulit ya….!.

Terus apanya yang menarik dari perkataan Dani…!

Menariknya karena memunculkan pertanyaan dalam diri saya : “Haruskah memaafkan itu setelah diminta” atau bahasa lainnya “Apakah kita baru bisa memaafkan seseorang setelah orang yang kita anggap bersalah meminta maaf kepada kita”, kalau memang benar, betapa ruwetnya dunia ini. Akan banyak orang yang salah yang karena kesombongannya tidak mau meminta maaf, dan banyak orang yang tidak mau memberi maaf karena tidak dimintai maaf, kalau sudah begini betapa banyak permusuhan dan perpecahan, akan jadi apa ya dunia indah tempat kita hidup ini. Semua orang berjiwa kerdil, salah satu sisi karena tidak berani bertanggung jawab terhadap perbuatannya, yang kedua berhati sempit yang tidak bisa memaafkan orang laen hanya karena tidak diminta.

Kalau begitu mereka (Dani dan Maia temasuk yang mana….?), perlu di ingat mereka figur publik yang kata-katanya sering lebih diikuti oleh orang banyak dibanding perkataan seorang pakar sekalipun. Kalau figur publik saja seperti itu, bagaimana yang laen ya…. (semoga saja tidak ikut-ikutan lah….)

Manusia Yang Baik Itu …..?

Ternyata memang sulit, jadi orang yang 100% baik -malah bisa jadi nggak mungkin ya-, mungkin karena kita memang di ciptakan memiliki dua sisi, baik dan buruk, nafsu dan hati nurani, dikhotomi ini memang mutlak ada, bukankah segala sesuatu di dunia ini terbangun oleh prinsip dikotomi. Hitam – putih, laki-laki – perempuan, baik – buruk, pandai – bodoh dst.

07 May 2007

Hidup.......!

Hidup memang susah kalau dipikir susah, juga mudah kalau dianggap enak, hanya masalahnya memanggap hidup mudah bukan perkara yang mudah, terutama ketika dibenturkan pada banyak masalah yang bikin stress, nggak punya kerja, nggak dapat calon suami/istri meski umur dah mulai menua, nggak punya teman yang mengerti, tengkar ma saudara, tugas yang menumpuk, sulit beradaptasi, cita-cita yang sulit dicapai wah banyak lagi….. kalau dah begini gimana coba, apa hidup nggak jadi susah sekali…..???

Kalau mau mudah anggap aja gak pernah ada masalah… masalahnya caranya gimana ya….? “Cuex is the best…..” kalo terlalu cuek nanti malah nggak punya teman, cuek ma orang lain, cuek ma diri sendiri, oh… ya… kalau mau biar persediaan uang tetap ada, jadi orang yang ngirit ja, super ngirit kalau bisa, uang ditabung, jangan pernah totah-toleh, kenapa..? ya kalau sering tolah-toleh nanti liat banyak orang sangat butuh bantuan, kan kalau nggak kuat iman kita bisa-bisa membantu mereka, nggak jadi ngirit dong….! Ato sekalian jangan pernah punya temen biar nggak pernah tengkar ya…..? waduh ini bikin tambah stresssss…..! wong kita makhluq sosial, harus punya temen kalo bisa yang pinter, kaya, baik hati, cantik biar kita bisa hidup enak, bisa nebeng hidup kalau susah……! Ya initinya pilih-pilih lah…!

Walah tulisan opo iki…….!